Tunggu sebentar ya, sedang loading...

9:25 PM
0
Bone Densitometer, begitu nama alat canggih yang mampu mengukur kepadatan tulang dan menentukan apakah tulang seseorang telah mengalami osteoporosis atau tidak.
Osteoporosis, atau penyakit yang menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh dan lebih mudah patah dengan trauma ringan --banyak dialami oleh lansia ini dapat dideteksi dengan menggunakan sinar-X pada perangkat bone densitometer untuk mengukur kadar kalsium (dalam hitungan gram) dan mineral lain yang terkandung di dalam tulang.
Biasanya, tulang yang paling sering diperiksa untuk kepentingan mendeteksi penyakit osteoporisis adalah ada tulang belakang, pinggul dan lengan bagian bawah.
Ya, tes untuk mengukur kepadatan tulang seperti direkomendasikan WHO (world health organization) adalah dengan menggunakan bone densitometer dualX­ray absorp­tiometry – yang juga disebut Bone Densitometer DXA atau DEXA.
Selain Bone Densitometer Dexa, tes kepadatan tulang lainnya adalah Bone Densitometer USG, Kuantitatif Computed Tomography (QCT), yang mampu mengukur skor kepadatan tulang dengan berbagai metode.

Sekilas kutipan yang diambil dari tabloid Rumah Sakit Mitra Keluarga Edisi 9 - Juni 2013,
Siapa yang Harus Melakukan Pemeriksaan Kepadatan Tulang?
Jika ada pertanyaan seperti itu,maka silahkan membaca pernyataan berikut.
Menurut pedoman National Osteoporosis Foundation (NOF), ada beberapa kelompok orang yang harus dipertimbangkan untuk dilakukan tes kepadatan tulang, di antaranya adalah:
- Wanita postmenopause berusia di bawah 65 tahun yang memiliki faktor risiko osteoporosis.
- Wanita berusia di atas 65 tahun
- Pria yang telah berusia di atas 70 tahun
- Laki-laki berusia 50 tahun - 70 tahun dengan faktor risiko terjadinya osteoporosis.
- Wanita dengan kondisi medis yang berhubungan dengan osteoporosis.
- Orang dewasa yang mengalami patah tulang setelah berusia di atas 50 tahun.
- Banyak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan terjadinya osteoporosis.
- Orang yang dalam pengobatan osteoporosis.

Kegunaan Tes Kepadatan Tulang 
- Mengidentifikasi penurunan kepadatan tulang sebelum tulang patah
- Menentukan risiko patah tulang (fraktur)
- Konfirmasi diagnosis osteoporosis jika pernah mengalami patah tulang
- Memantau pengobatan osteoporosis
Sumber : Tabloid Edisi 9 - Juni 2013 Rumah Sakit Mitra Keluarga
Link   : Download tabloid RSMK Edisi 9 - Juni 2013

0 comments:

Post a Comment